Nama Dawet Ayu Banjarnegara bermula ketika adanya grup lawak yang dahulu sangat terkenal di wilayah eks karesidenan Banyumas yang sempat manggung di Banjarnegara.
Setelah selesai manggung kemudian grup tersebut mecicipi dawet yang
terletak di Jalan Dipayuda. Karena terkesan dengan rasa dawetnya yang
enak dan segar, serta penjualnya (alm Bu Niam) yang ayu sehingga
menginspirasi terciptanya lagu gaya Banyumasan yang berjudul Dawet Ayu Banjarnegara. Grup lawak dan lagu itulah yang salah satunya ikut andil dalam mempopulerkan dawet ayu hingga ke berbagai daerah. Perlu diperhatikan dan diingat, salah satu ciri khas penjual dawet ayu Banjarnegara
adalah adanya dua buah tokoh wayang pada gerobaknya. Tokoh wayang itu
adalah Semar dan Gareng. Ada yang meyebutkan bahwa itu adalah simbolisme
dari gabungan kata keduanya yaitu MARENG yang dalam bahasa setempat
berarti kemarau. Mar dari seMAR dan reng dari GaRENG. Jadi maksudnya,
jika musim kemarau tiba cuaca pasti dan selalu merasa haus, maka minuman
yang paling tepat untuk dinikmati adalah dawet ayu atau bisa juga itu
adalah simbolisasi dari penjual yang menginginkan cuaca dalam kondisi
kemarau sehingga dawetnya bisa laris.
Dawet Ayu Bukan hanya terkenal diBanjarnegara tapi didaerah sekitar seperti Cilacap, Kebumen, Wonosobo, Purbalingga, Purwokerto, Banyumas bahkan di kota besar Semarang, Jakarta, Surabaya.
Ini adalah penampakan dari Dawet Ayu Banjarnegara
Ini adalah sosok MARENG (semar dan gareng) yang selalu ada di bakul tempat jualan dawet ayu dan digerobak penjual dawet ayu.
Patung Bakul Dawet Ayu di Alun Alun Kota Banjarnegara
kunjungan perdana, jg lpa kunbalnya
BalasHapusKEREN BANG....
BalasHapusPaling suka dengan dawet ayu...walaupun penjualnya tidak ada yg ayu....di daerahku Lo....
BalasHapus